PENCURI HATI
PENCURI
HATI
by: Kusdina
“Kak
Hendra! Buruan dong! Teriak Alen.
“Klo aq telat truz ketinggalan
bus gimana hayo??”
“Iya-iya.Cerewet banget sich,”
jawab Kak Hendra,
sambil berjalan menghampiri
Alen.
Hari ini di sekolah Alen diadain acara Study tour di Jogjakarta. Dan kak Hendra mengantarnya ke sekolahnya.
Sesampainya
di sekolah, Alen kebingungan karena dia
g tau di mana teman-temannya.
Dia terus aja jalan berharap ada seseorang
yang memanggilnya. Dan benar saja,
dari arah gerbang ada suara
yang memanggilnya,dan spontan ia berbalik badan.
“Alen,!”
“Hai
Mel,yang lainnya mana?”
“G
tau.Aku jga bru dtang kok.
Kita cari aja yuk” Melda langsung menarik tangan Alen.
Dan saat berbalik,
tanpa sengaja dia menabrak seseorang.
“oooppss.
Maaf ya.Aku g sengaja,” Alen meminta maaf.
“
gak pa-pa kok,” jawab si cowok dengan singkat dan langsung berlalu.
Gak
tau kenapa Alen ngerasa ada sesuatu yang aneh sejak nabrak cowok itu.Hatinya
deg-degan truz.Meski gak begitu jelas- karna waktu itu gelap tapi Alen merasa belum pernah ketemu cowok itu sebelumnya
di sekolah.
Alen makin penasaran karena cowok itu ternyata
satu bus dengannya.Perasaan aneh itu mulai merasuki pikiran Alen lagi.Tanpa
disadari, hanya ada satu object
di mata Alen. Bahkan sesampainya
di Jogja Alen masih bersikap aneh.
Salah tingkah. Apalagi setelah si cowok tersenyum padanya karena merasa ada
yang memperhatikan.
“Ya ampun! Manis banget ea senyumnya.” Batin Alen sambil senyum sendiri. Keanehan Alen bikin 2 sahabatnya Caca dan Melda heran.
“Al,
kamu kenapa sich senyum-senyum gitu. Jangan-jangan kesambet nich.”Tanya
Melda.
“Ih apan sich,”Alen berdalih
“Senyum
ma cpa sich sebenernya???”Tanya
Caca sambil celingukan mencari seseorang yang bikin Alen senyum.
“Gak
da siapa-siapa kok.Yuk jalan lagi. Kita
paling belakang nich,”
Alen mencoba mengalihkan perhatian.
Jujur Alen juga gak ngerti
ma perasaannya. Sampai
Tour berakhir dia masih kepikiran sama tu cowok. Bahkan saking kepikirannya dia lupa klo ada hari minggu. Pengennya tiap hari ke sekolah truz.
**********
Di
sekolah hari ini
Alen seperti kebingungan mencari seseorang dari depan kelasnya.
“Nah
itu dia,” begitu orang yang di maksud muncul,
mata Alen langsung mengikuti kemana langkah cowok itu. Dia masuk ke
sebuah kelas.
“Itu kan kelasnya Ayu! Lumayan ada narasumber xixixixixi…..” kata Alen kegirangan.
Dan
setelah jam istirahat berbunyi,
Alen menuju kelas Ayu.
“Ay!”
sapa Alen ketika bertemu Ayu.
“Hai Al. ada angin apa nich
yang bawa kamu kesini?” ledek Ayu karena Alen emang gak pernah ke kelas Ayu.
“Yeee. Emangnya Gak boleh apa???”
“Boleh sich. Tapi
BTW da paan nich. Kayaknya serius” Tanya Ayu penasaran.
“Cuma mau Tanya aja”
“soal??”
“sini dech,” Alen menarik Ayu keluar kelas.
“Di kelas kamu ada anak baru yach?”
Tanya Alen berbisik-bisik.
“Gak ada tuch.”jawab Ayu sedikit bingung.
“Itu
low,” jawab Alen sambil menunjuk arah cowok itu sembunyi-sembunyi.
“Oh
Zaka. Dia bukan anak baru lagi. Kenapa?”
“Oh
jadi namanya Zaka. Ya
udah g pa-pa kok.”
“Jangan bilang klo kamu suka ma dia yach,”tiba-tiba Ayu bertanya. Karena jawabannya iya, Alen tentu
aja g bisa jawab.
“Bukannya aq nglarang. Tapi mending kamu mundur ja klo mang kamu suka
ma dia. Aq Cuma g mau kamu kena masalah.”
LanjutAyu.
“Kenapa? Dia pacar kamu?” Tanya Alen kecewa.
“bukanlah.
Ngawur nich.” Jawab Ayu sewot.
“Terus???”
“Zaka tuch pacarnya Dita. Kamu mau bermasalah
ma Dita? Lagian kan kamu
dah punya Vicky,” jelas Ayu.
Sejenak Alen diam saat mendengar nama Vicky.
“Aku
gak tau apa hubunganku dan Vicky masih seperti dulu,”Alen kecewa lagi.
“Tapi makasih ea
Ay atas infonya.” Kata Alen.
“Iya sama-sama. Maaf ya,” Ayu merasa gak enak hati.
“gak
pa kok. Aku balik ke kelas dulu dech. ”Alen berlalu meninggalkan kelas Ayu dengan hati kecewa.
Sebenernya Alen kecewa dengan apa
yang baru saja ia dengar tentang Zaka.
Tapi Alen sadar bahwa dia gak pantes ngejar Zaka. Dia teralu
perfect buat Alen. Lagi pula hubungannya dengan Vicky juga sedang bermasalah.
Alen gak bisa berbuat apa-apa lagi.
Dia cuma bisa memandangi Zaka dari kejauhan. Dia pengen banget nglupain tapi gak segampang niatnya. Karena kemanapun Alen pergi –masih di area sekolah-pasti selalu bertemu Zaka.
Dan selalu sosok Zaka yang tertangkap kornea matanya. Bukannya melupakan,
sekarang Alen malah makin berharap dapetin Zaka dengan mengandalkan doa.
Suatu hari tanpa sengaja Alen keceplosan bilang ke Caca tentang
Zaka. Gara-garanya Caca sering ngliat Alen senyum-senyum di depan kelas.
Makanya dia iseng ngledek Alen.
“Aku perhatiin sekarang kamu berangkatnya pagi-pagi bener ea. Jangan-jangan ada main ma Pak Pam atau Pak Bun ya” ledek Caca.
“Aku perhatiin sekarang kamu berangkatnya pagi-pagi bener ea. Jangan-jangan ada main ma Pak Pam atau Pak Bun ya” ledek Caca.
Tapi
Alen tidak merespon. Keliatanya dia serius banget memperhatikan depan kelas. Setelah orang yang dimaksud lewat,
Alen secara gak sadar langsung jawab,
”
enak aja. Itu tuch yang aku tungguin dari tadi”,jawab Alen sambil menunjuk arah
Zaka.
“Oopss
keceplosan,” batin Alen. Otomatis Caca kaget. Karena dia juga tau klo Zaka tuch
pacarnya Dita.
“Jadi
selama ini kamu suka sama dia? Kenapa gak pernah cerita sich!” tanya Caca
sebal.
“Abisnya
aku takut klo sampek orang tau. Apalagi klo sampek Dita tau. Aku gak mau
dianggap ngrebut cowok orang” jawab Alen ketakutan.
“Nah
tu udah tau kan. Jadi mulai sekarang berhenti suka ma dia, yach??”kata Caca
menyarankan. Karena dia gak mau Alen sakit hati. Dan Alen gak bisa jawab.
“Aku
maunya juga gitu. Tapi Vicky, satu-satunya orang yang bisa aku andalkan malah
menghilang. Aku gak tau mesti gimana????” batin Alen.
Klo
gini apa mungkin perasaan Alen ke Zaka cuma pelampiasan rasa kesepian karena
kepergian Vicky? Apa ini hanya cinta sesaat?
*******
1
tahun berlalu begitu lama bagi Alen untuk menyembunyikan perasaannya pada Zaka
dan melupakan Vicky. Dan sekarang dia sudah mulai bisa melupakan Vicky. Hanya
sedikit sich. Tapi gak pa-pa yang penting udah usaha. Tapi Zaka masih menguasai
hati dan pikirannya.
Alen
udah gak pernah berangkat kepagian ke sekolah. Sekarang berangkatnya malah
siang mulu. Jam istirahat juga dia jadi jarang ke kantin sama temen-temennya.
Ternyata itu salah satu usaha buat nglupain Zaka. Tapi tanpa sengaja Alen
melihat keanehan antara Zaka dan Dita. Emang sich mereka jarang jalan bareng di
sekolah. Tapi kok Dita malah sering jalan ma cowok lain sich.
“Aduh.
Zaka tau gak yach kelakuan pacarnya kayak gini??? Jadi pengen ngadu. Tapi kan aq
gak pernah ngobrol ma dia.ntar dia malah anggep aku sengaja jelek-jelekin Dita
truz dia malah benci ma aku. Aaaaaarrrggghhhh….. aku g mau!!!!!” batin Alen
histeris.
“Biar
Zaka tau sendiri aja lah” tambah Alen mencoba tenang.
Kemudian menyibukkan diri dengan ponselnya.
Tiba-tiba
ada pesan masuk “tumben
anak-anak pada ngajak ke perpus? Ada tugas apa emangnya???” kata Alen bingung
setelah membaca pesan Caca.
Kemudian
Alen beranjak ke perpus sambil berpikir ada apa sebenarnya. Dan sesampainya di
depan perpus ooopppssss……Alen langsung mundur setelah melihat situasi di dalam
perpus. Dia langsung berhenti dan bersandar di luar pintu.
“Aduh!!!!Apa-apan
sich. Kok mereka malah ngobrol ma Zaka sich” Alen mulai gugup karena melihat
Ayu, Caca, Melda dan Zaka di dalam perpus. Dan tiba-tiba tangannya ditarik
masuk
“Auw!!!!”
ternyata Melda yang menarik Alen. Belum sempat bertanya, Melda udah ngoceh “udah tenang
aja. Gak usah salting. Gak usah gugup apa lagi panic. Santai aja”
“Aduh
Mel, ngomong sich gampang”
Meski
udah dikomando untuk gak gugup tetep aja Alen gugup. Dia langsung diposisikan
duduk di hadapan Zaka. Hal yang gak pernah dia bayangkan sebelumnya.
“Hai,aku
Zaka” kata Zaka sambil mengulurkan tangan. Karena masih gugup Alen tidak
menyadari tangan Zaka yang udah terulur padanya.
Caca
langsung menjitak kepala Alen dan Melda menginjak kaki Alen untuk
menyadarkannya. Ayu mengarahkan tangan Alen untuk menyambut tangan Zaka.
“Alen
“ jawab Alen malu-malu dan masih dalam keadaan bingung, gak percaya.
Sampai
beberapa menit mereka hanya diam. Lalu Caca, Melda dan Ayu meninggalkan mereka
berdua di dalam perpus. Saking gugupnya Alen juga gak sadar udah ditinggal
temen-temennya.
“Nanti
pulang sekolah ada acara gak?” kata Zaka buka suara.
“ya
ampun aku salah denger gak nich” batin Alen.
“Gak
ada sich. Emangnya ada apa??” jawab Alen mulai mengharapkan sesuatu.
“G
pa-pa. ada yang pengen diomongin aja.” Jawabnya. Hati Alen langsung
berbunga-bunga. Tapi bunganya serasa dicabut paksa setelah dia ingat Dita.
“Loh,
tapi emangnya pacar kamu ntar g marah ea aku jalan ma kamu. Aku gak mau
dibilang perusak hubungan orang lo?” tanya Alen.
“Maksud
kamu Dita?? Aku pikir kamu juga udah tau tentang Dita.” Jawab Zaka penuh
misteri.
“Emangnya
kenapa? Kalian udah putus yach” Alen mencoba menerka dengan girangnya. Tapi
kayaknya dia salah ngomong dan langsung mengklarifikasi
“Aduh
sory. Bukan gitu maksud q. maaf” jawab Alen lagi buru-buru.
“gak
pa-pa kok. Kamu lucu yach….” Jawab Zaka dengan senyum khasnya. Lagi-lagi Alen
gak bisa berkutik.
“Ya
udah kita balik ke kelas aja yuk. Ntar lagi mau bel” ajak Zaka.
Hari
ini perasaan Alen sedang melambung. Hari ini untuk pertama kalinya Alen jalan
bareng Zaka. Bahkan sampek depan kelas. Rasanya Alen pengen pingsan, tapi takut
klo setelah bangun nanti ternyata apa yang terjadi antara dia dan Zaka hanya
mimpi. Alen gak mau donk. Setelah sampai di kelas, Alen langsung disambut
ketiga sahabatnya. Pastinya mereka juga ikut seneng dong. Karena mereka emang
yang merencanakan semua ini. Alen gak tau harus bilang apa pada mereka sebagai
ucapan terima kasih. Sumpah Alen gak
kebayang sama sekali tentang hal ini.
******
Sepulang
sekolah Alen udah stand by di depan
gerbang. Harap-garap cemas menunggu kedatangan Zaka. Bahkan gak pernah
sekalipun Alen membayangkan ini akan terjadi. Senengnya.
Tapi
tiba-tiba senyum Alen menciut ketika matanya menangkap sesosok yang sepertinya
dia kenal . “Itu kan…..” batin Alen
“Vicky….”
Seorang cewek di belakang Alen memanggil cowok diseberang itu. Cewek itu adalah
Dita. Ketika itu tatapan Alen dan Vicky menyatu. Seperti ada yang ingin Vicky
sampaikan lewat matanya. Tapi Alen malah berpaling untuk menghapus air matanya.
Dan ternyata Zaka udah ada di sampingnya. Alen langsung menyeka air matanya.
“Maaf
ya. Sebenernya ini yang tadi pengen aku omongin. Tapi kamu malah tau duluan.”
Kata Zaka penuh penyesalan.
“gak
pa-pa kok” jawab Alen sedikit terisak.
Tiba-tiba
Vicky menghampirinya.
“Al,
maafin aku. Aku gak ada maksud ninggalin kamu. 2 tahun ini aku di luar kota.
Aku sengaja gak ngasih tau kamu karna aku gak mau kamu sedih” Vicky mencoba
memberi penjelasan.
Zaka
mundur beberapa langkah. Karena dia merasa gak punya kepentingan.
“kamu
gak mau aku sedih. Tapi kamu bikin aku sedih BANGET! yang kamu pikir cuma
perasaan kamu. BUKAN AKU.”jawab Alen emosi.
“Aku
anggap kita udah selesai,” tambah Alen yang kemudian menghampiri Zaka. Alen
meminta Zaka untuk membawanya pergi dari sana.
Vicky
hanya diam. Karena dia tau dia emang salah. Dita pun demikian. Setelah melihat
Zaka bersama Alen, dia menyesal –sepertinya-.
Hari
ini perasaan Alen campur aduk. Air matanya mengalir lagi. Antara air mata
bahagia dan kecewa. Untuk pertama kalinya, tanpa sengaja Alen menangis di bahu
Zaka, SANG PENCURI HATINYA.
T A M A T
Komentar
Posting Komentar